Surabaya, 6 September 2024 – Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros berpartisipasi dalam Pelatihan Analisa Bioinformatika Next Generation Sequencing (NGS) yang diselenggarakan oleh Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, bekerja sama dengan FAO ECTAD. Pelatihan ini berlangsung di Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma, Surabaya, dari tanggal 2 hingga 6 September 2024.

Acara pelatihan resmi dibuka oleh Kepala BBVF, drh. Edy Budi Susila, M.Si., yang menekankan pentingnya peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan hewan di Indonesia. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh drh. Syafrison Idris, M.Si., Ketua Kelompok Pengamatan Penyakit Hewan, Direktorat Kesehatan Hewan, mewakili Direktur Kesehatan Hewan. Dalam sambutannya, disampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan laboratorium dalam melakukan pemeriksaan penyakit secara genetik, yang diharapkan dapat berperan signifikan dalam meningkatkan efektivitas penanganan dan pengendalian penyakit hewan.

BBVet Maros diwakili oleh drh. ST. Nurul Muslinah Muhiddin, Medik Veteriner Muda dari Laboratorium Bioteknologi, yang mengikuti seluruh rangkaian pelatihan. Materi yang disampaikan mencakup keterampilan dasar analisis bioinformatika, serta penggunaan teknologi Oxford Nanopore Sequencing. Pelatihan dipandu oleh para ahli dari The Pirbright Institute (FAO World Reference Laboratory for Foot and Mouth Disease), yaitu Dr. Antonello Di Nardo dan Dr. Andrew Shaw, dengan dukungan fasilitator dari Tim Laboratorium Penyakit Mulut dan Kuku BBVF Pusvetma.

Dengan pelatihan ini, diharapkan kapasitas laboratorium veteriner dalam mendeteksi dan menganalisis penyakit hewan berbasis genetik dapat meningkat. Hal ini akan membantu menghasilkan pengujian yang lebih akurat, cepat, dan efisien. Peningkatan kualitas diagnostik ini berperan penting dalam pengendalian penyakit seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia, yang pada gilirannya akan mendukung pemerintah dalam memitigasi dampak wabah penyakit pada sektor peternakan nasional.